Generator
2.7 Generator
Generator
merupakan sumber utama energi listrik yang dipakai sekarang ini dan
merupakan konverter terbesar di dunia. Pada prinsipnya tegangan yang
dihasilkan generator bersifat bolak-balik, sedangkan generator yang
menghasilkan tegangan searah karena telah mengalami proses penyearahan.
Generator
adalah suatu mesin yang menggunakan magnet untuk mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator secara sederhana dapat
dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor
tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya.
Hukum tangan kanan Fleming (Gambar 2.11) berlaku pada generator dimana
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah
medan magnet dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila
ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah
fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi
Gambar 2.11: Kaidah tangan kanan Fleming.
Hukum
ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang
digerakkan. Jumlah tegangan yang diinduksikan pada penghantar saat
penghantar bergerak pada medan magnet tergantung pada :
-
Kekuatan medan magnet, makin kuat medan magnet makin besar tegangan yang diinduksikan.
-
Kecepatan penghantar dalam memotong fluks, makin cepat maka semakin besar tegangan yang diinduksikan.
-
Sudut perpotongan, pada sudut 90 derajat tegangan induksi maksimum dan tegangan kurang bila kurang dari 90 derajat.
-
Panjang penghantar pada medan magnet.
Terdapat
dua jenis konstruksi dari generator (AC), jenis medan diam atau medan
magnet dan medan magnet dibuat berputar. Pada medan magnet diam secara
umum kapasitas ampere relatif kecil dan ukuran tegangan kerja rendah,
jenis ini mirip dengan generator DC kecuali terdapat slips ring sebagai
alat untuk pengganti komutator. Sedangkan pada generator jenis medan
magnet berputar dapat menyederhanakan masalah pengisolasian tegangan
yang dibangkitkan secara umum sebesar 18.000 volt sampai 24.000 volt,
generator medan berputar mempunyai jangkar diam yang disebut stator.
Siklus tegangan yang dibangkitkan tergantung pada jumlah kutub yang
digunakan pada magnet, pada generator yang menggunakan dua kutub dapat
membangkitkan satu siklus tegangan sedangkan pada generator dengan empat
kutub dapat menghasilkan dua siklus tegangan. Sehingga terdapat
perbedaan antara derajat mekanis dan derajat listrik. Derajat mekanik
adalah apabila kumparan atau penghantar jangkar berputar satu kali penuh
atau 360 derajat mekanis sedangkan derajat listrik adalah jika GGL atau
arus bolak-balik melewati satu siklus berarti telah melewati 360
derajat waktu.
2.7.1 Generator Ac (Alternator)
Hampir
semua tenaga listrik yang dipergunakan saat ini bekerja pada sumber
tegangan bolak balik (AC), karenanya, generator AC adalah alat yang
paling penting untuk menghasilkan tenaga listrik. Generator AC, umumnya
disebut alternator, bervariasi ukurannya sesuai dengan beban yang akan
disuplai. Sebagai contoh, alternator pada PLTA mempunyai ukuran yang
sangat besar, membangkitkan ribuan kilowatt pada tegangan yang sangat
tinggi. Contoh lainnya adalah alternator di mobil, yang sangat kecil
sebagai perbandingannya. Beratnya hanya beberapa kilogram dan
menghasilkan daya sekitar 100 hingga 200 watt, biasanya pada tegangan 12
volt.
2.7.2 Dasar-dasar Generator AC
Berapapun
ukurannya, semua generator listrik, baik AC maupun DC, bergantung
kepada prinsip induksi magnet. EMF diinduksikan dalam sebuah kumparan
sebagai hasil dari (1) kumparan yang memotong medan magnet, atau (2)
medan magnet yang memotong sebuah kumparan. Sepanjang ada gerak relative
antara sebuah konduktor dan medan magnet, tegangan akan diinduksikan
dalam konduktor. Bagian generator yang mendapat induksi tegangan adalah armature.
Agar gerak relative terjadi antara konduktor dan medan magnet, semua
generator haruslah mempunyai dua bagian mekanis yaitu rotor dan stator.
2.7.3 Rotating-Armature Alternator
Alternator armature bergerak (rotating-armature alternator)
mempunyai konstruksi yang sama dengan generator dc yang mana armature
berputar dalam sebuah medan magnet stasioner. Pada generator dc, emf
dibangkitkan dalam belitan armature dan dikonversikan dari ac ke dc
dengan menggunakan komutator (sebagai penyearah). Pada alternator,
tegangan ac yang dibangkitkan tidak diubah menjadi dc dan diteruskan
kepada beban dengan menggunakan slip ring. Armature yang bergerak dapat
dijumpai pada alternator untuk daya rendah dan umumnya tidak digunakan
untuk daya listrik dalam jumlah besar.
2.7.4 Rotating-Field Alternators
Alternator
medan berputar mempunyai belitan armature yang stasioner dan sebuah
belitan medan yang berputar. Keuntungan menggunakan sistem belitan
armature (gambar 2.12) stasioner adalah bahwa tegangan yang dihasilkan
dapat dihubungkan langsung ke beban.
Jenis
armature berputar memerlukan slip ring dan sikat untuk menghantarkan
arus dari armature ke beban. Armature, sikat dan slip ring sangat sulit
untuk di isolasi, dan percikan bunga api dan hubung singkat dapat
terjadi pada tegangan tinggi. Karenanya, alternator tegangan tinggi
biasanya menggunakan jenis medan berputar. Karena tegangan yang
dikenakan pada medan berputar adalah tegangan searah yang rendah,
problem yang dijumpai pada tegangan tinggi tidak terjadi. Armature
stasioner, atau stator, pada alternator jenis ini mempunyai belitan yang
dipotong oleh medan putar (rotating magnetic field). Tegangan yang
dibangkitkan pada armature sebagai hasil dari aksi potong ini adalah
tegangan ac yang akan dikirimkan kepada beban.
Stator terdiri dari inti besi yang dilaminasi dengan belitan armature yang melekat pada inti ini.
Gambar 2.12 Jenis – jenis Generator AC (http://www.adtdl.army.mil/cgi-bin/atdl.dll/fm/55-509-1/Ch13.htm)
2.7.5 Fungsi-Fungsi Komponen Alternator
Secara umum generator ac (Gambar 2.13 )
medan berputar terdiri atas sebuah alternator dan sebuah generator dc
kecil yang dibangun dalam satu unit. Keluaran dari alternator merupakan
tegangan ac untuk menyuplai beban dan generator dc dikenal sebagai exciter untuk menyuplai arus searah bagi medan putar.
Gambar 2.13 Generator ac dan schematic-nya
Exciter
adalah sebuah generator dc eksitasi sendiri dengan belitan shunt. Medan
exciter menghasilkan intensitas fluks magnetic antara kutub-kutubnya.
Ketika armature exciter berotasi dalam fluks medan exciter, tegangan
diinduksikan dalam belitan armature exciter. Keluaran dari komutator
exciter dihubungkan melalui sikat dan slip ring ke medan alternator.
Karena arusnya adalah arus searah, maka arus selalu mengalir dalam satu
arah melalui medan alternator. Sehingga, medan magnet dengan polaritas
tetap selalu terjadi sepanjang waktu dalam belitan medan alternator.
Ketika alternator diputar, fluks magnetiknya dilalukan sepanjang belitan
armature alternator. Tegangan bolak balik pada belitan armature
generator ac dihubungkan ke beban melalui terminal.
2.7.6 Prime Mover (Penggerak Utama)
Semua
generator, besar dan kecil, ac dan dc, membutuhkan sebuah sumber daya
mekanik untuk memutar rotornya. Sumber daya mekanis ini disebut prime mover.
Prime mover dibagi dalam dua kelompok yaitu untuk high-speed generator
dan low-speed generator. Turbin gas dan uap pada PLTG dan PLTU adalah
penggerak utama berkecepatan tinggi sementara mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine), air pada PLTA, kincir angin dan motor
listrik dianggap sebagai prime mover berkecepatan rendah.
Jenis
prime mover memainkan peranan penting dalam desain alternator karena
kecepatan pada mana rotor diputar menentukan karakteristik operasi dan
konstruksi alternator.
2.7.7 Rotor Alternator
Ada dua jenis rotor yang digunakan untuk alternator medan berputar yaitu turbine-driven dan salient-pole
rotor. Jenis turbine-driven digunakan untuk kecepatan tinggi dan
salient-pole untuk kecepatan rendah. Belitan pada turbine-driven rotor
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk dua atau empat kutub yang
berbeda. Belitan-belitan tersebut dilekatkan erat-erat di dalam slot
agar tahan terhadap gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi.
Salient-pole
rotor seringkali terdiri dari beberapa kutub yang dibelit terpisah,
dibautkan pada kerangka rotor. Salient-pole rotor mempunyai diameter
yang lebih besar dari turbine-driven rotor. Pada putaran per menit yang
sama, salient-pole memiliki gaya sentrifugal yang lebih besar. Untuk
menjaga keamanan dan keselatan sehingga belitannya tidak terlempar
keluar mesin, salient-pole hanya digunakan pada aplikasi keceparan
rendah.
2.7.8 Karakteristik Alternator dan Batasannya
Alternator di-rating berdasarkan tegangan
yang dihasilkannya dan arus maksimum yang mampu diberikannya. Arus
maksimum tergantung kepada rugi-rugi panas dalam armature. Rugi panas
ini (rugi daya I2R) akan memanaskan konduktor, dan jika
berlebihan akan merusak isolasi. Karenanya, alternator di-rating sesuai
dengan arus ini dan tegangan keluarannya – dalam volt-ampere atau untuk
skala besar dalam kilovolt-ampere.Informasi mengenai kecepatan
rotasinya, tegangan yang dihasilkan, batas arusnya dan karakteristik
lainnya biasanya ditempelkan pada badan mesin – nameplate.
2.7.9 Frekuensi
Frekuensi keluaran dari tegangan
alternator tergantung kepada kecepatan rotasi dari rotor dan jumlah
kutubnya. Semakin cepat, semakin tinggi pula frekuensinya. Semakin
lambat, semakin rendah pula frekuensinya. Semakin banyak kutub pada
rotor, semakin tinggi pula frekuensinya pada kecepatan tertentu.
Ketika rotor telah berotasi beberapa
derajat sehingga dua kutub berdekatan (utara dan selatan) telah melewati
satu belitan, tegangan yang diinduksikan dalam belitan tersebut akan
bervariasi hingga selesai satu siklus. Untuk suatu frekuensi yang
ditentukan, semakin banyak jumlah kutub, semakin lambat kecepatan
putaran. Prinsip ini dapat dijelaskan sebagai berikut, misalkan; sebuah
generator dua kutub harus berotasi dengan kecepatan empat kali lipat
dari kecepatan generator delapan kutub untuk menghasilkan frekuensi yang
sama dari tegangan yang dibangkitkan. Frekuensi pada semua generator ac
dalam satuan hertz (Hz), yaitu banyaknya siklus per detik, berkaitan
dengan jumlah kutub dan kecepatan rotasi sesuai dengan persamaan
berikut:
( 2.22 )
Dimana :
P = jumlah kutub,
N
= kecepatan rotasi dalam revolusi per menit (rpm) dan 120 adalah
sebuah konstanta untuk konversi dari menit ke detik dan dari jumlah
kutub ke jumlah pasangan kutub. Sebagai contoh, sebuah alternator dua
kutub, 3600 rpm mempunyai frekuensi 60 Hz, ditentukan sebagai berikut:
Sebuah generator empat kutub dengan kecepatan 1800 rpm juga bekerja pada frekuensi 60 Hz.
Sebuah generator enam kutub 500 rpm mempunyai frekuensi
Sebuah generator 12 kutub dengan kecepatan 4000 rpm mempunyai frekuensi
2.7.10 Pengaturan Tegangan
Ketika beban pada generator berubah, tegangan terminal pun ikut berubah. Besarnya perubahan tergantung pada desain generator.
Pengaturan
tegangan pada sebuah alternator adalah perubahan tegangan dari beban
penuh ke tanpa beban, dinyatakan sebagai persentase tegangan beban
penuh, ketika kecepatan dan arus medan dc tetap konstan.
( 2.23 )
Anggap bahwa tegangan tanpa beban generator adalah 250 volt dan tegangan beban penuh adalah 220 volt. Persen regulasi adalah:
Untuk di ingat, bahwa semakin kecil persentase regulasi, semakin baik pula regulasinya untuk kebanyakan aplikasi.
2.7.11 Prinsip Pengaturan Tegangan AC
Di dalam sebuah alternator, tegangan
bolak balik di induksikan dalam belitan armature ketika medan magnet
melewati belitan ini. Besarnya tegangan yang diinduksikan ini tergantung
kepada tiga hal yaitu: (1) jumlah konduktor dengan hubungan seri pada
setiap belitan, (2) kecepatan (rpm generator) pada mana medan magnet
memotong belitan, dan (3) kekuatan medan magnet. Salah satu dari factor
ini dapat digunakan untuk pengaturan tegangan yang diinduksikan dalam
belitan alternator.
Jumlah belitan, tentu saja tidak berubah
tetap ketika alternator diproduksi. Juga, jika frekuensi keluaran harus
konstan, maka kecepatan medan putar haruslah konstan pula. Ini
mengakibatkan penggunaan rpm alternator untuk pengaturan tegangan
keluaran menjadi tidak diperbolehkan.
Sehingga, metode praktis untuk melakukan
pengaturan tegangan adalah dengan mengatur kekuatan medan putar.
Kekuatan medan elektromagnetik ini dapat berubah seiring dengan
perubahan besarnya arus yang mengalir melalui kumparan medan. Ini dapat
dicapai dengan mengubah-ubah besarnya tegangan yang dikenakan pada
kumparan medan.
2.7.12 Operasi Paralel Alternator
Alternator dapat
dihubungkan secara parallel untuk (1) meningkatkan kapasitas keluaran
dari suatu system melebihi apa yang didapat dari satu unit, (2)
berfungsi sebagai daya cadangan tambahan untuk permintaan yang suatu
ketika bertambah, atau (3) untuk pemadaman satu mesin dan penyalaan
mesin standby tanpa adanya pemutusan aliran daya.
Ketika alternator-alternator yang sedang
beroperasi pada frekuensi dan tegangan terminal yang berbeda, kerusakan
parah dapat terjadi jika alternator-alternator tersebut secara mendadak
dihubungkan satu sama lain pada satu bus yang sama (satu titik hubung).
Untuk menghindari ini, mesin-mesin tersebut harus di sinkronkan dahulu
sebelum disambungkan bersama-sama. Ini dapat dicapai dengan
menghubungkan satu generator ke bus (bus generator), dan mensinkronkan generator lainnya sebelum keduanya disambungkan.
Generator dikatakan sinkron jika memenuhi kondisi berikut :
-
Tegangan terminal yang sama. Diperoleh dengan menyetel kekuatan medan bagi generator yang hendak masuk ke dalam rangkaian (disambungkan).
-
Frekuensi yang sama. Diperoleh dengan menyetel kecepatan prime mover dari generator yang hendak disambungkan.
-
Urutan fasa tegangan yang sama.
Generator Specification
0 komentar:
Posting Komentar